Kamis, 18 Maret 2021

The Light Falls on Your Face

Hello, welcome back! It has been a long time.

How's your day? was it good?

This is another random thing that I want to share with you. Let me introduce you someone I admire lately. A young poetic rapper. Chase Lee. That's his name. 

Why do I admire him? you'll know.

Here is the translated lyric of a song, sang by Chen Li. The title is "Light". Some of the lyrics, for rap, composed by Chase Lee.


The light falls on your face

Cute as usual

Your inch by inch

Fill your desires

The city is a little dirty

Passers-by are in hurry

Lonely, fragile, and uneasy

All  normal


I sank into the water low

I stood on the tall building

I meet all your unreasonable demands

I'm numb

Not trying to sleep late

Curl up in a quilt

Study hard, I'm afraid to go to that school

Why am I so annoying?

Boring people always like to make fun of me

No matter how loud they are, it seems that they can't hear all of them

They don't understand

All of them have no heart at all

A person's face roars in my mind

Harsh laughter mingled with their threatening warnings

Bad nicknames and aisles you never dare to go to

There is no light in the little black house surrounded by fear


Happiness, shortcomings, courage

Romantic shortcomings poetry

Silence, sentence by sentence

It's all puzzles

Everyone is awake and independent

There is no trace of delusion

We choked slowy without saying a word


You bow your head and don't say a word 

You walk towards gray

You live in the deep sea of chaos, and you start to have no hope of waiting


The cold words hurt my heart like a knife

Red ink broke into the blood of my body

My throat was covered with glue and made me lose my voice

I'm about to choke on water, so I can't breathe

He suddenly peeled off from my body

Over my head, he stared at me from above

He held out his left hand and clasped my fingers

Take me away from this dark and cold corner

I looked up and saw the sun rising in the clouds

My beautiful youth is still very long

Dancing underwater, I was bathed in the penetrating light

Gently rippling slowly on the water

The blossoming sea of flowers is covered with long bees

Looking back at the deer in the forest is interiaced with my eyes

The wind that washed the dirt in all the corners

Arriving at the dream place and stroking me with catnap


The light falls on your face


Let's talk about this Chase Lee. He has a story that is almost the same as my little story.

Long story short,  he was walking to the front building of his school. Then, some strangers called him out and asked him for money harshly. At that moment, he was so scared that he could not make his voice out.

So, When he was in elementary school, he was being a victim of school bullying (violence). He was still too young to face a situation like that. But, his ability to express the emotion through songs is amazing. The moment he stepped out of the door to face the media and chase his dreams, I immediately fall for him. 

For the one who is struggling with a problem like this, you have to know that you are amazing, more than you think. You can certainly face this all. You will find your light, and that light will replace your darkness. Please always have hope.


And maybe from now on, I will also post some of the translation of Chase Lee's rap lyrics here. ^^


Thank you for reading this random thing ✌ 

Picture by : coldeggtart (tumbral.com)

Rabu, 29 Januari 2020

Ruang

Image by : mobiletoones.com

Momen datang, di sebuah malam
Namun bingung, entah bagaimana harus dijamu
Berusaha membawanya ke tempat yang cerah
Namun yang ada saat itu hanya ruang hampa

Banyak hal yang bisa dilakukan
Namun apa yang sebenarnya yang harus dilakukan?
Ku ikuti saja kemauannya, kemana dia akan melangkah

Momen itu,
Pada akhirnya membawaku ke sebuah ruang
Kali ini ruang yang penuh cerita
Cukup indah, aku bisa menikmatinya
Namun terlalu banyak yang harus diceritakan
Darinya, dan dariku
Hingga ruang itu terasa sempit
Terasa sesak

Salahku,
karena sebenarnya
Aku butuh ruang
Untuk sendiri

- From the girl who thinks she's better off alone,
  Ara



Senin, 03 September 2018

Hei, Rembulan

Hei, rembulan!

Dahulu
Aku bernaung dibawah sinarmu yang hangat
Bercengkrama denganmu hingga malam terasa cepat
Kau sendirian namun datang sebagai penyemangat
Hingga ku tak sadar jantung berdetak kian cepat
Karena mu

Tapi, rembulan

Kini sinarmu untukku rasanya mulai redup
Hingga ku sadar yang tadinya cepat mulai lambat berdegup
Namun di sini masih bertanya
Sebenarnya kenapa?

Kau yang menjauh
Ataukah diriku
Aku tak tahu

Maaf, rembulan

-Tal

Sajak Tentang Sajak

Ini sajak
Dari sekumpulan kata yang abstrak
Menjadi rangkaian kata yang bercorak


Ini sajak
Layaknya kaki menapak pijak
Di hati meninggalkan jejak


Ini sajak
Jadikan ia sebagai karya yang layak
Jangan kau injak-injak


Ini sajak
Tidak perlu bijak
Yang penting terdengar enak


Ini sajak
Tidak perlu banyak-banyak
Mari kita beranjak

-Tal, Si Penikmat Sajak

Jumat, 17 Agustus 2018

Gemuruh




Sengaja menepi
Ku biarkan diriku dalam sepi
Seketika mata ini terpejam
Tatkala gemuruh menghujam
Tak mengizinkanku berada dalam kesunyian

Tapi,

Hari ini langit cerah
Tak ada gemuruh yang marah
Lantas apakah?

Sial!
Hatiku yang mendung
Membendung rasa yang merundung
Rindu dan sakit bergabung
Ingin rasanya dirimu ku pentung


-Tal

Bogor, 5:06

Teman Rindu


Aku ingin sekadar menuang perasaan

Pada seuntai alunan hitam putih yang ditekan

Layaknya dikau, lelaki yang memiliki pena hitam dan kertas putih sebagai teman

Tapi mengapa sulit?

Ajari aku caranya tanpa berbelit



-Tal



Minggu, 04 Maret 2018

The Beginning

Permulaan.
Bagaimana bisa kita mengerjakan suatu hal tanpa adanya permulaan?
Salah satu hal yang sering dianggap remeh oleh kebanyakan orang--termasuk saya--adalah permulaan.
Mengapa?

Dari dulu saya beranggapan bahwa untuk apa membuang-buang waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengerjakan suatu hal yang tidak penting bagi saya. Saya tidak pernah mau memulai suatu hal yang saya pikir saya tidak minat. Lebih baik saya menghabiskan waktu di kamar untuk sekadar membaca komik atau novel.

Karena saya selalu berpikiran seperti itu, saya menjadi seorang penakut. Penakut dalam memulai. Tanpa sadar saya telah terhipnotis oleh pikiran-pikiran saya sendiri. Disaat orang lain sudah selangkah dua langkah lebih maju, saya masih diam di tempat. Saya menyadari satu hal, bahwa saya tidak akan pernah maju apabila saya tidak mau. Maka dari itu saya butuh yang namanya sebuah permulaan.

Tanpa permulaan, bagaimana bisa tahu hasil akhirnya? 

Dan akhirnya saya mulai mencoba suatu hal yang awalnya saya pikir tidak penting dan tidak saya minati. Belajar fisika salah satunya. Kemudian saya menyesal telah berpikir bahwa hal tersebut tidak penting. Karena kenyataannya pelajaran tersebut sangat bersangkutan dengan jurusan yang ingin saya ambil di kuliah nanti. Dan saya juga baru menyadari bahwa kita baru bisa menentukan apakah kita minat atau tidak terhadap sesuatu setelah kita mencobanya. Bagaimana kita bisa tahu minat atau tidaknya terhadap sesuatu kalau belum mencobanya sedikitpun?

Dan saya baru tahu kalau ternyata saya suka fisika.
ㅠ.ㅠ
Seharusnya saya sudah tahu lebih dulu. Sayangnya, saya malas membuat permulaannya.

Jadi, kenapa permulaan sering dianggap remeh? Karena itu.
Ada pikiran-pikiran yang tercantol di otak kita seperti ini
"Ah, ngapain sih ngelakuin itu? Aku kan ga minat."
Atau
"Ah, males. Buang-buang waktu saja."
Atau
"Ngga mau ah. Percuma saya juga ngga bakalan bisa."
Dsb.

Bagaimana bisa tahu kalau belum memulainya? 


-Tal